Pep Guardiola Ucap Kabar Masa Depannya di City

Seru88 Pep Guardiola

Pep Guardiola memberikan pernyataan penting yang dinanti sejak lama oleh media. Ia mencoba menanggapi kabar yang mempertanyakan masa depannya di tengah hasil bermain Manchester City yang mulai diragukan. Meski sempat menang, tapi masih ada banyak penggemar yang mulai meragukan kemampuannya. Predikatnya tak lagi membantu. Reputasinya tercoreng dan sudah mulai ada banyak orang yang menggulingkan rumor untuk mencari pengganti untuk meneruskan tugas pelatih di Manchester City.

Pep Guardiola Akan Berhenti

Banyak pertanyaan mengalir ke Pep Guardiola. Permainannya yang menurun drastis belakangan ini membuat banyak orang bertanya-tanya tentang alasannya. Tapi ada kekhawatiran yang jauh lebih besar di depan matanya. Dia mungkin pelatih terbaik yang pernah ada. Tapi Manchester City yang harus kalah secara mengejutkan di beberapa kesempatan membuat reputasi ini hancur, seolah tak pernah terbangun. Masa depannya pun menjadi kabur.

Beberapa orang mungkin menyarankan kalau sudah waktunya bagi pelatih Manchester City ini untuk meninggalkan klubnya dan mencari tempat lain. Tapi rupanya, pelatih Cityzens ini langsung menampik kemungkinan ini. Dengan tegas, dia mengatakan kalau dia sama sekali tidak akan mempertimbangkan kesempatan untuk bertugas di klub lain seandainya masa tugasnya di Manchester City berakhir.

Di usianya yang sekarang sudah 53 tahun, pelatih ini mengakhiri semua spekulai yang sempat beredar tentang masa depannya di Stadion Etihad. Sempat dikabarkan akan langsung menyelesaikan tugas bersama mereka, ia rupanya memutarbalikkan semua anggapan ini dengan menandatangani kontrak baru. Bersama Manchester City, mereka sepakat untuk bekerja hingga 2 tahun berikutnya pada bulan November yang lalu. Kontrak baru ini sekaligus mengantarkannya menjalani waktu lebih dari 10 tahun sebagai pelatih. Ketika berakhir di tahun 2026 yang akan datang, ia akan menyelesaikan tugas selama 10 tahun bersama Cityzens, seandainya dia masih ada di klub ini saat kontrak ini berakhir.

Perjalanan Pep Guardiola sebagai seorang pelatih memang luar biasa. Jauh sebelum di Manchester City, ia sudah berhasil memupuk keberhasilan saat masih bertugas di Bayern Munich dan Barcelona. Prestasinya semakin solid ketika menjalankan tugas di Manchester City, membuatnya dicap sebagia pelatih terbaik di sepanjang sejarah klub.

Catatan Emas Bernama Pep Guardiola

Bersama Manchester City, Pep Guardiola berhasil mengukir sejarah panjang penuh keberhasilan. Ia berhasil mengoleksi 18 trofi di 7 kompetisi berbeda. Enam di antaranya berasal dari Liga Primer Inggris dan 1 dari Liga Champions. Bukan hanya ahli dalam mengoleksi trofi juara, pelatih ini juga mencapai tingkat kemenangan yang sangat tinggi. Dari 495 pertandingan yang pernah masuk dalam catatan tugasnya, 71,5% di antaranya berakhir dengan kemenangan mereka.

Pelatih asal Catalan ini memiliki tempat istimewa di hati para fans Manchcester City. Dia berhasil memandu mereka menuju kemenangan berturut-turut untuk keempat kalinya di Liga Primer Inggris pada musim lalu. Tapi sekarang semuanya sudah berubah. Dengan riwayat keberhasilan yang begitu panjang, dia sedang menjalani salah satu musim paling berat dalam seluruh perjalanan karirnya. Satu kali menang dalam 9 pertandingan jadi pertanda buruk bagi namanya. Rupanya, dia bukan lagi pelatih terbaik seperti yang diharapkan banyak orang.

Masa Depan yang Menanti

Pep Guardiola paham betul kalau kepercayaan orang banyak mulai berpaling darinya. Tapi bagi seorang pelatih seperti dirinya, momen sulit seperti ini justru menjadi kesempatan emas untuk membuktikan kemampuannya. Berulang kali dia menekankan sedang berusaha memberikan hasil terbaik untuk para penggemar mereka. Dia sampai menekankan kalau dia akan tetap menjadi pelatih Manchester City. Tugas ini tetap akan dijalankannya bahkan jika Cityzens tergeser ke zona degradasi. Kemungkinan ini, di masa lalu, mungkin terdengar mustahil. Tapi tidak untuk kali ini. Bukan hanya tentang mereka yang terus menerus kalah. Ratusan dugaan pelanggaran kebijakan Liga Primer Inggris siap mendepak Manchester City lebih jauh ke jurang kejatuhan.

Sadar betul akan posisi sulitnya, Pep Guardiola mencoba menenangkan semua yang khawatir. Dia sampai memberi jaminan kalau seandainya dia tak lagi bertugas di Manchester City, dia tak berencana untuk menjadi pelatih di klub manapun. Kepada jurnalis olahraga, pelatih Manchester City ini mengatakan kalau dia tidak berbicara tentang jangka panjang. Tapi satu hal yang dia pasti akan lakukan adalah setidaknya sampai kontrak barunay selesai di 2027 nanti, dia takkan meninggalkan Manchester City, pergi ke negara lain, dan melakukan hal sama seperti sekarang. Di titik itu, dia takkan punya tenaga yang cukup. Pemikiran untuk memulai lagi di temapt yang berbeda, semua proses berlatih dan lainnya sama sekali tidak menghampiri pikirannya. Baginya, hal ini mustahil jika bicara tentang klub, tapi tidak untuk tim nasional.

Ungkapannya ini membuat banyak orang berspekulasi. Sebelum Thomas Tuchel ditunjuk sebagai pelatih baru timnas Inggris, banyak orang berspekulasi kalau Pep Guardiola akan mendapat tugas penting ini. Kepergian Gareth Southgate meninggalkan posisi emas yang bisa dieksekusi Pep Guardiola dengan begitu cemerlang. Tapi rupanya FA Inggris memilih mantan pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, untuk mengisi peran ini. Kontrak selama 18 bulan diberikan sebagia tugas awal untuknya.

Peluang baru terbuka di timnas Brasil yang berharap besar dengan pelatih Manchester City ini. Ikon sepakbola Brasil, Ronaldo, menyebutkan kalau mereka sedang berharap bisa bekerjasama dengan Pep Guardiola. Rencana ini akan dibawa ke tahap lebih serius andaikata dia ditunjuk sebagai presiden Konfederasi Sepakbola Brasil. Tentang rumor ini, Pep Guardiola mengatakan kalau dia akan berhenti seperti koki yang pergi ke negara lain. Berhenti dan melihat yang sudah mereka lakukan dengan baik dan yang bisa dilakukan dengan lebih baik dan ketika mereka sibuk sepanjang hari, hari demi hari yang tak ada kesempatan untuk melakukannya.

Sebagai pelatih, dia hanya bisa menekankan kalau dia ingin pergi dan bermain golf, tapi tak bisa. Dia juga beranggapan kalau berhenti takkan mendatangkan hasil positif untuknya.