Thomas Frank Hadapi Bulan Penentu di Inggris

Seru88 Thomas Frank

Musim ini bukan musim yang terbaik bagi beberapa tim sepakbola Eropa. Jika beberapa tim seperti Manchester City dan Arsenal berhasil melaju cepat, tidak sama halnya dengan beberapa tim lain seperti Tottenham Hotspur dan Manchester United. Dua tim ini sedang berhadapan dengan masa-masa yang cukup buruk. Permainan yang mereka tampilkan tak cukup untuk meyakinkan petinggi klub sampai penggemar dari masing-masing tim untuk beranggapan kalau tim mereka sedang berjalan di jalur yang tepat. Sorotan dan kritik mulai mengarah ke jajaran pelatih, dengan pelatih kepala dari masing-masing sedang berhadapan dengan bulan penentu dalam karir mereka di tim masing-masing. Thomas Frank dan Ruben Amorim berisiko diberhentikan dari pos masing-masing jika gagal memberikan hasil yang diharapkan dari mereka.

Masa Kritis bagi Thomas Frank

Pelatih asal Tottenham Hotspur dan Manchester United, Thomas Frank dan Ruben Amorim, sedang berada dalam fase kritis dalam perjalanan karir mereka. Dua pria yang sama-sama diberikan tugas sebagai pelatih di klub masing-masing ini sedang berhadapan dengan risiko karir mereka  yang harus terhenti di klub masing-masing.

Pelatih Spurs pertama kali dbierikan tugas penting ini di musim panas yang lalu., Tugas ini diberikan kepadanya setelah meneruskan tugas yang ditinggalkan oleh Ange Postecoglou. Tapi dari hari pertama dia mendapatkan tugas ini, publik penggemar Spurs sepertinya masih jauh dari kata puas. Beberapa bulan pertama yang dihabiskannya dalam mengemban tugas ini tak cukup untuk mendapatkannya reputasi sebagai pelatih dengan tingkat kepuasan tinggi di tengah para penggemar mereka. Tidak sedikit yang justru mengaitkan namanya dengan prestasi buruk yang seharusnya bisa merkea hindari.

Minim Kemenangan dari Thomas Frank

Pelatih Tottenham Hotspur ini memang bukan sosok pria terbaik yang pernah didapatkan tim ini. Dari hari pertama bergabung dengan merkea, terdapat 13 pertandingan di Liga Primer sendiri yang merkea jalani. Tapi dari semua pertandingan ini, mereka hanya bisa mendapatkan 3 poin penuh dari hanya 5 pertandingan. Padahal status merkea sebagai juara bertahan Liga Eropa musim lalu seharusnya mengindikasikan kalau tim ini punya kekuatan yang layak untuk ditakuti oleh lawna-lawan mereka. Tapi rupanya status juara bertahan ini tidak banyak membantu. Perjalanan merekal di semua kompetisi secara umum juga tidak banyak membantu. Ada total 21 pertandingan dalam ranah ini yang telah mereka jalani. Sayangnya, kurang dari setengahnya atau sekitar 8 pertandingan yang berhasil mereka akhiri sebagai pemenang. Hasil yang buruk seperti ini tak cukup untuk menempatkan mereka di posisi puncak. Sebaliknya, tim ini hanya berhasil menempati peringkat 10 di klasemen sementara. Kalah dari Fulham dengan skor 1-2 pada hari Sabtu yang lalu waktu setempat semakin mempertegas kalau ada banyak pekerjaan rumah yang masih harus merkea tangani.

Hal yang kurang lebih sama terjadi di Manchester United. Sedikit berbeda dengan Tottenham Hotspur, perkembangan Manchester United masih berada di zona abu-abu. Hasil mereka memang tidak seburuk Spurs, tapi dengan permainan yang masih naik turun, Ruben Amorim tak bisa dikatakan sepenuhnya aman dari nasib yang menghantui Thomas Frank tadi.

Dari catatan kami, Manchester United terpaksa harus kembali terjerembab ke tanah di hari Senin lalu. Meski hanya dihadapkan dengan Everton sebagai lawan mereka, tim ini gagal meraup kemenangan. Gol tunggal dalam pertandingan ini justru lahir dari sisi Everton yang bermain hanya dengan 10 orang pemain. Kekalahan ini menjadi pukulan yang sama menyakitkan, tapi bagi beberapa orang, kekalahan ini masih bisa dianggap sebagai perbaikan yang berhasil dicapai oleh pelatih asal Portugal ini. Setidaknya dari kemungkinan 15 poin yang bisa mereka dapatkan, tim ini sudah berhasil mengumpulkan 11 poin. Sayangnya, hasil seperti ini belum bisa bertindak sebagai jaminan pasti bagi Ruben Amorim. Hasil yang jauh dari kata optimal membuat tim masing-masing mulai bergerak untuk mencari pengganti. Sampai titik ini, ada beberapa nama yang dirumorkan dipandang sebagai kandidat alternatif yang berpeluang untuk menggantikan posisi keduanya.

Kandidat Pengganti Bermunculan

Menurut informasi yang berhasil dikumpulkan oleh beberapa media, mantan pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, saat ini sedang dipertimbangkan untuk menggantikan salah satu dari kedua pelatih ini. Perkembangannya menjadi semakin menarik karena kabarnya bulan terakhir tahun ini akan menjadi bulan penentuan bagi kedua pelatih untuk menentukan nasib masing-masing.

Informasi yan gkami pelajari mengindikasikan kalau di titik ini, para petinggi Tottenham Hotspur terlihat sangat keccewa dengan hasil yang mereka dapatkan dari Thomas Frank. Mereka sedang mempertimbangkan dengan serius untuk melakukan perubahan jika tidak ada perubahan signifikan yang mereka dapatkan di bulan Desember. Situasi yang kurang lebih serupa sedang dihadapi oleh Ruben Amorim di Old Trafford. Meski perjalanannya lebih panjang dengan setahun sejak mendapatkan penugasan ini, tim ini masih dianggap jauh dari kata memuaskan. Permainan mereka tidak bisa bertahan secara konsisten dengan hasil baik. KOndisi ini menumbuhkan rasa kecewa yang berakar cukup dalam di hati penggemar mereka. Pelatih asal negara Portugal ini punya catatan yang kurang meyakinkan di Manchester United. Jumlah kemenangan dan kalahnya sama persis, 22 kali menang dan kalah. Sementara mereka juga hanya behrasil seri 11 kali dalam 55 pertandingan. Semua hasil ini diperoleh mereka dari semua kompetisi yang dijalani untuk musim ini. Sejarah mereka sebagai juara 13 kali di EPL rupanya sama sekali tidak membantu untuk terhindar dari masalah pelik ini.

Beberapa media yang kami pelajari memang sampai saat ini melaporkan kalau belum ada pembicaraan langsung yang dilakukan dengan mantan pelatih asal Barcelona ini. Tapi rumor yang sudah ada sekarang bisa saja menguat jika hasil yang diperoleh masing-masing klub asal London utara dan Manchester ini tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Sebagai informasi, kandidat yang mereka incar terakhir kali bertugas sebagai pelati di Juni 2024 lalu di Barcelona. Tugasnya berakhri di sana setelah 143 laga yang mereka jalani bersama. Sekarang pelatih berusia 45 tahun ini disebut mempertimbangkan dengan serius peluang untuk kembali menjalankan tugas penting ini. Dia disebut akan sangat tertarik untuk menerapkan kembali gaya bermainnya yang unik serta kemampuan untuk mendatangkan pemain dengan kemampuan kunci untuk tim barunya anti. Hanya saja untuk sekarang masih perlu diopertimbangkan jika United atau Spurs benar-benar memberikan tugas penting ini kepadanya. Hanya saja sampai sekarang sumber yang kami pelajari tadi mengindikasikan kalau saja peran ini diberikan kepada Xavi Hernandez, ada peluang permintaannya akan mendapatkan persetujuan dari masing-masing klub.